Sebelum inklusi menjadi perhatian utama di Desa Oelomin, pembangunan fasilitas publik seringkali mengabaikan kebutuhan difabel. Warga difabel merasa kesulitan untuk mengakses layanan dan berpartisipasi dalam kegiatan di desa. Namun, semangat inklusi mulai tumbuh sejak masa kepemimpinan kepala desa sebelumnya yaitu Bapak Tuce Takesan.
Yehezkiel Ablelo, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dusun, kemudian terpilih sebagai Kepala Desa. Ia melanjutkan estafet perjuangan inklusi dengan komitmen yang lebih kuat. Yehezkiel tidak hanya meneruskan kerjasama dengan GARAMIN, tetapi juga menunjukkan kepeduliannya melalui tindakan nyata. Ia memastikan pembangunan fasilitas umum yang aksesibel, seperti bidang miring di kantor desa agar warganya yang menggunakan kursi roda dapat bergerak dengan leluasa. Yehezkiel juga aktif terlibat dalam kegiatan difabel, bahkan menyumbangkan dana arisan pribadinya untuk mendukung program KDD (Kelompok Difabel Desa).
Ketika bencana seroja melanda pada April 2021 yang lalu, GARAMIN dengan sigap memberikan bantuan kepada warga difabel Oelomin yang rumahnya rusak. Yehezkiel juga memfasilitasi pengurusan administrasi kependudukan bagi warganya, memastikan mereka mendapatkan hak-hak dasar sebagai warga negara. Hal yang menarik, Yehezkiel mengingatkan bahwa disabilitas bisa terjadi pada siapa saja. “Jangan [dikira] bilang kita mempunyai badan yang sehat. Contoh saya punya ketua KDD itu dulunya [adalah] Kader Posyandu,” tuturnya. Ia mengajak semua pihak untuk tidak meremehkan isu disabilitas, dan selalu melibatkan difabel dalam perencanaan pembangunan desa, seperti penyusunan RPJMDes dan APBDes. Di Oelomin, inklusi bukan hanya slogan tetapi telah nyata dalam setiap aspek kehidupan desa.




Elmi